Beradaptasi di Era New Normal, Kemampuan Bertahan Hidup

Beradaptasi di Era New Normal,Bertahan Hidup atau Hanya Strategi?
Jika anda mengamati dengan jelas, hampir setiap hal yang terjadi di jagad raya menuntut makhluk hidup untuk memiki kemampuan beradaptasi. Bunglon mengubah warna tubuhnya untuk bersembuyi dari musuh, cicak memutuskan ekornya saat berada dalam bahaya, manusia menggunakan pakaian tebal saat musim dingin. Itu semua adalah contoh-contoh yang sangat sederhana dari upaya beradaptasi. Adaptasi memberikan peluang bagi makhluk hidup untuk tetap hidup atau mempertahankan eksistensinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berhadapan dengan keadaan-keadaan yang menuntut berbagai bentuk penyesuaian. Baik di bidang kesehatan, sosial, ekonomi maupun budaya. Sebagai ilustrasi, seorang anak dari kota A pindah ke kota B untuk menjalani pendidikan. Di kota B, anak tersebut tidak dapat bertindak seperti ketika berada d kota A. Ada banyak hal yang harus dipelajari terlebih dahulu untuk menyesuaikan diri. Nah, resiko apabila anak tersebut tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi adalah tekanan-tekanan dari masyarakat yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah-masalah yang lebih kompleks. Dengan kata lain, penyesuaian diri adalah hal yang sangat menentukan keberlangsungan hidup setiap orang. Contoh yang lebih besar dari kemampuan beradaptasi manusia dapat dilihat di masa pandemi saat ini.
Pandemi COVID-19 adalah masalah yang mengglobal, yang mempengaruhi hampir semua tatanan hidup masyarakat. Era new normal menuntut kita untuk mengubah kebiasaan lama, menjadi kebiasaan baru sebagai bentuk dari penyesuaian diri. Masyarakat dituntut untuk melakukan berbagai protokol kesehatan yang mengubah sebagian kebiasaan sebelum adanya pandemi. Protokol kesehatan tersebut dilakukan untuk menanggulangi atau setidaknya mengurangi penyebaran covid-19. Upaya-upaya tersebut antara lain, menggunakan masker, rutin mencuci tangan, menjaga jarak, tidak meyentuh wajah, menerapkan etika batuk dan bersin, isolasi mandiri bagi yang merasa tidak sehat,dan menjaga kesehatan. Namun, berbagai kendala kerap menghalangi terwujudnya upaya-upaya tersebut, sehingga kasus positif tiap hari mengalami peningkatan. Kendala tersebut disebabkan oleh itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal atau faktor dari dalam diri masyarakat antara lain :
 Kurangnya kesadaran pentingnya menjaga kesehatan;
 Frustasi dengan keadaan;
 Rasa jenuh menghadapi pandemi yang telah berlangsung lama;
 Persepsi masyarakat yang keliru mengenai keberadaan covid-19;
 Rasa malas dalam melakukan hal-hal yang sebelumnya bukan kebiasaan.
Kedua, faktor eksternal atau faktor dari luar, adalah sebagai berikut:
 Kebutuhan mendesak yang membuat masyarakat tidak memerhatikan protokol lagi;
 Kurang ketatnya sanksi bagi yang melanggar protokol kesehatan;
 Munculnya berbagai pendapat dan informasi tidak bertanggung jawab yang mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai keberadaan virus covid-19.
Melihat betapa banyaknya faktor kendala yang menyebabkan masyarakat tidak bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini, generasi muda sebagai generasi millenial yang memiliki pengaruh besar bagi keberlangsungan bangsa ini tidak sepatutnya diam saja. Generasi muda harus aktif, demi menyelamatkan bangsa ini dari kebodohan dan kemalasan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pemuda dalam mendukung upaya pencegahan dan pengurangan kasus covid-19. Hal-hal tersebut antara lain:
 Menjaga kesehatan diri sendiri;
 Tetap produktif dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif sambil terus memperhatikan protokol ksehatan;
 Memanfaatkan teknoloi digital untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat terutama yang tertinggal informasi tentang perkembangan kondisi covid-19;
 Menangkal berita Hoax dengan menjadi pemuda yang kritis dan memiliki kemampuan menyaring informasi;
 Memberikan edukasi secara langsung kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Akhir kata, mari kita bahu membahu, bersatu menghadapi kondisi saat ini, dengan memperkuat semangat implementasi nilai-nilai pancasila utamanya sila ketiga. Jika kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin untuk kita menangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalamanku Kuliah Di STT Terpadu Nurul Fikri

Mengenal Timor Leste, Negara Yang Pernah Bergabung Dengan Indonesia

Planet Uranus Ternyata Kebocoran Gas